Kamis, 14 Juni 2012

sekilas tentang gunung lawu


Gunung Lawu, itulah namanya, berada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, terdapat di antara 4 Kabupaten, sebelah selatan ada Kabupaten Wonogiri, Utara Kabupaten Sragen, Barat Kabupaten Karanganyar sedangkan timur terdapat Kabupaten Magetan, yang jika diturut dengan seksama antara Kabupaten Magetan dan Sragen pasti melewati Kabupaten Ngawi.
Gunung Lawu ini memiliki ketinggian 3.265 m di atas permukaan laut. Tempat pendakian yang biasa digunakan ada 2, yaitu basecame Cemarasewu dari Jawa Timur, dan Cemarakandang dari Jawa Tengahsedangkan dari kedua bascame ini hanya berjarak sekitar 200 sampai 300 meter saja. Gunung ini memiliki banyak sekali peninggalan sejarah dan memiliki banyak sekali obyek wisata, seperti Candi Cetha dan Candi Sukuh dari sisi barat. Sedangkan tempat rekreasi lainnya seperti telaga Sarangan, Grojogan Sewu (Tawangmangu), kebuh teh sepanjang perjalanan ke candi Cetha, dan bumi perkemahan serta wana wisata lainnya di sekitarnya seperti pemakaman keluarga cendana dan di sekitarnya terdapat pemakaman para raja2.. Sebenarnya masih banyak lagi air terjun yang bisa kita temukan di wilayah sekitar gunung ini, sebagian mudah ditempuh dengan bersepeda motor, dan sebagian lagi harus berjalan kaki. Seperti di wilayah telaga Sarangan ada sebuah air terjun yang masih bagus, pernah sekali saya pergi kesana, perjalanan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki dan mendaki, ada pula di dekat air terjun grojokan sewu terdapat air terjun jumok yang masih alami dan asri.
Gunung Lawu sangat populer untuk kegiatan pendakian. Setiap malam 1syura banyak orang berziarah dengan mendaki hingga ke puncak. Karena populernya, di puncak gunung bahkan dapat dijumpai pedagang makanan
Perjalanan pendakian gunung Lawu ini awalnya hanya dari basecame Cemarasewu, karena di sana jalannya sudah tertata rapi dengan batu dari basecame hingga puncak. Konon ceritanya nih yang buat adalah Brawijawa terakhir yang tersohor dengan Sunan Lawu. Makam beliaupun ada di puncak Arga Dalem, dataran luas seperti sabana dan di batu-batu itu tertata rapi dari bawah menuju makan tersebut. Keunikan mendaki gunung Lawu ini adalah ketika kita mendaki gunung di siang hari. sering saya melakukan pendakian ke tempat ini  bersama teman saya. Keunikan dan keanehannya adalah kita selalu diberi petunjuk oleh seekor burung yang sering disebut dengan nama Jalak Lawu. Burung ini selalu berada di depan kita, kadang sebentar menghilang, tetapi di kelokan jalan akan ketemu lagi. Konon bagi pendaki yang tidak menemukan burung itu lagi berarti dia tersesat.tapi hal ini agak aneh tapi kenyataan loh. . .
Bila pendakian dari Cemorosewu akan menemui dua sumber mata air/ Sendang (kolam) Panguripan terletak antara Cemorosewu dan Pos 1 dan Sendang Drajat di antara Pos 4 dan Pos 5. Pendakian melalui Cemorokandang akan melewati 5 selter/pos dengan jalur yang sudah tertata dengan baik.
Pendakian melalui cemorosewu akan melewati 5 pos. Jalur melalui Cemorosewu lebih nge-track dan nanjak. Akan tetapi jika kita lewat jalur ini kita akan cepat sampai puncak  daripada lewat jalur Cemorokandang. Pendakian melalui Cemorosewu jalannya cukup tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu yang sudah ditata.
Jalur dari pos 3 menuju pos 4 berupa tangga yang terbuat dari batu. Pos ke4 baru direnovasi,jadi untuk saat ini jangan kaget di pos4 tidak ada bangunan untuk berteduh. Biasanya kita tidak sadar telah sampai di pos 4.
Di dekat pos 4 ini kita bisa melihat telaga Sarangan dari kejahuan. Jalur dari pos 4 ke pos 5 sangat nyaman, tidak nge-track seperti jalur yang menuju pos 4. Di pos2 ada watu gedhe yang kami namai watu iris(karena seperti di iris).
Di dekat pintu masuk Cemorosewu terdapat suatu bangunan seperti masjid yang ternyata adalah makam.Untuk mendaki melalui Cemorosewu(bagi pemula) janganlah mendaki di siang hari karena medannya berat untuk pemula dan slalu bikin putusasa bila melihat medan yg ingin di lewati. . . . . .
………eh iya hati2 ya kalo mau melakukan pendakian kesana inget tetap jaga lingkungan dan satu lagi jangan ampe lupa. . . .’jangan kencing sembarangan tempat’ . . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar